Rabu, 11 September 2013

Sejarah World of Warcraft ( Part V ) : Kembalinya Pasukan Burning Legion


*Bangsa Scourge di Lordaeron Warcraft 3: Bangkitnya Kehancuran
Setelah  bersiap selama beberapa bulan, Kel’Thuzad dan Pasukan Terkutuk akhirnya memulai serangan pertamanya dengan menyebarkan Penyakit Kematian diatas langit Lordaeron. Uther dan Paladin pengikutnya menyelidiki daerah yang terinfeksi dan berharap menemukan cara untuk menghentikan wabah penyakit ini. Tidak memperdulikan usaha mereka, Penyakit Kematian terus menyebar dan mengancam untuk memecah kesatuan Bangsa Alliance.
Ketika pasukan Mayat Hidup menyerang seluruh Lordaeron, anak tunggal Terenas, Pangeran Arthas, melakukan perlawanan melawan bangsa Scourge. Arthas berhasil membunuh Kel’Thuzad, tapi meski begitu, setiap ksatria manusia yang mati dalam pertempuran bangkit kembali sebagai Mayat Hidup. Frustasi melihat musuhnya tidak dapat dihentikan, Arthas mengambil langkah besar untuk menaklukan mereka. Akhirnya pasukan Arthas memperingatinya bahwa dia telah kehilangan akal pikirannya.

Ketakutan Arthas dan rasa khawatir menjadi pendorong langkah yang akan diambilnya. Dia mengikuti sumber Penyakit Kematian ke Northrend, berusaha untuk mengakhiri ancamannya untuk selamanya. Tetapi, Pangeran Arthas akhirnya terjebak dengan umpan kekuatan Raja Lich. Percaya bahwa itu akan menyelamatkan rakyatnya, Arthas mengambil Pedang Terkutuk, Frostmourne. Meski pedang itu memberinya kekuatan tak terbatas, dia juga mencuri jiwanya dan merubahnya menjadi Ksatria Kematian Terhebat milik Raja Lich. Dengan jiwanya yang menjadi jahat dan kehilangan akal pikirannya, Arthas memimpin pasukan Scourge melawan kerajaannya sendiri. Akhirnya, Arthas membunuh ayahnya sendiri, Raja Terenas, dan menghancurkan Lordaeron dibawah perintah Raja Lich.

*Mata Air Matahari – Kehancuran Quel’Thalas

Meskipun dia telah mengalahkan semua manusia yang dia anggap sebagai musuhnya, Arthas masih diganggu oleh Hantu Kel’Thuzad. Sang Hantu memberitahu Arthas bahwa dia harus dihidupkan kembali untuk menjalankan bagian berikut dari rencana Raja Lich. Untuk menghidupkannya kembali, Arthas harus membawa Jasad Kel’Thuzad ke Mata Air Matahari, yang tersembunyi di kerajaan High Elf Quel’Thalas.
Arthas dan pasukan Scourge menginvasi Quel’Thalas dan menghancurkan pertahanan para elf. Sylvanas Windrunner, Jendral Ranger dari Silvermoon, berusaha melawan, tapi akhirnya Arthas berhasil menaklukan pasukan High Elf dan mencapai Mata Air Matahari. Dengan kejam, dia membangkitkan kembali jasad Sylvanas sebagai Banshee, dikutuk sebagai mayat hidup untuk melayani penakluk Quel’Thalas.

Akhirnya, Arthas menyatukan jasad Kel’Thuzad dengan air suci dari Mata Air Matahari. Meskipun airnya menjadi tercemar karena hal ini, Kel’Thuzad hidup kembali sebagai Penyihir Lich. Dihidupkan kembali menjadi mahluk yang lebih kuat, Kel’Thuzad menjelaskan bagian berikutnya dari rencana Raja Lich. Dengan cepat Arthas dan pasukannya mengubah haluan ke selatan, tidak ada satu elf pun yang hidup di Quel’Thalas. Rumah megah bangsa High Elf, yang telah bertahan selama sembilan ribu tahun, sekarang sudah tidak ada lagi.

*Kembalinya Archimonde dan Perjalanan ke Kalimdor

Ketika Kel’Thuzad kembali hidup, Arthas memimpin pasukan Scourge keselatan menuju Dalaran. Dimana sang Lich ingin mendapatkan buku sihir yang hebat milik Medivh, dan menggunakannya untuk memanggil Archimonde kembali ke dunia. Dengan hal itu, Archimonde sendiri akan memulai invasi Final Burning Legion. Bahkan penyihir dari Kirin Tor tidak dapat menghentikan pasukan Arthas untuk mencuri buku Medivh, dan akhirnya Kel’Thuzad memiliki semua yang dia butuhkan untuk memulai ritualnya. Setelah sepuluh ribu tahun, sang Iblis Hebat Archimonde dan pengikutnya muncul kembali ke dunia Azeroth. Meski Dalaran bukanlah tujuan akhir mereka. Dibawah perintah Kil’jaeden sendiri, Archimonde dan pasukan iblisnya mengikuti pasukan Scourge ke Kalimdor, untuk menghancurkan Nordrassil, sang Pohon Kehidupan.
Dengan ancaman yang datang, seorang Prophet misterius muncul dan memimpin mahluk hidup. Prophet ini tidak lain adalah Medivh, sang Pelindung Terakhir, yang secara ajaib kembali dari dunia arwah untuk membalas dosanya pada jaman dulu. Medivh memberitahu bangsa Horde dan bangsa Alliance pada bahaya yang mengancam dan mengharuskan mereka bersatu. Terikat selama generasi dalam kebencian, para Orc dan manusia tidak mengikutinya. Medivh dihadapkan dengan bangsa yang tercerai berai, menggunakan kepintarannya untuk memandu mereka melewati laut menuju daratan Kalimdor. Para Orc dan manusia lalu menemukan peradaban tersembunyi bangsa Kaldorei.

Bangsa Orc, dipimpin oleh Thrall, mengalami kehilangan beberapa pasukannya dalam perjalanan melewati gurun Kalimdor. Meski mereka berteman dengan Cairne Bloodhoof dan Ksatria Tauren yang hebat, banyak Orc mulai mengalami kembali kutukan iblis yang dialami mereka beberapa tahun lalu. Salah satu Letnan Thrall, Grom Hellscream, bahkan menghianati bangsa Horde dengan kembali membunuh dan menghancurkan. Ketika Hellscream dan Ksatria Warsong pergi ke hutan Ashenvale, mereka berperang dengan pasukan Sentinel Night Elf. Khawatir karena para Orc telah kembali dengan kutukan mereka, sang Setengah Dewa Cenarius berusaha mengusir para Orc. Sayangnya, Hellscream dan pasukan Orcnya yang datang dengan kebencian dan amarah, berhasil membunuh Cenarius dan membakar hutan suci itu. Akhirnya, Hellscream mengembalikan kehormatannya dengan membantu Thrall mengalahkan Mannoroth, sang Pemimpin Iblis yang mengutuk para Orc dengan darahnya yang penuh dengan kebencian dan amarah. Dengan kematian Mannoroth, kutukan Orc akhirnya berakhir.

Ketika Medivh berusaha untuk meyakinkan bangsa manusia dan Orc untuk bersatu, bangsa Night Elf berjuang melawan pasukan Legion dengan cara mereka sendiri. Tyrande Whisperwind, sang Priestess Tertinggi yang abadi dari Pasukan Sentinel Night Elf, berperang dengan putus asa untuk menjaga agar iblis dan mayat hidup tidak menghancurkan hutan Ashenvale. Tyrande sadar bahwa dia membutuhkan pertolongan, maka dia memutuskan untuk membangunkan Night Elf Druid dari perjalanan sepuluh ribu tahun mereka. Memanggil kembali cinta sejatinya, Malfurion Stormrage, Tyrande berhasil memulihkan pertahanannya dan menekan pasukan Legion mundur. Dengan bantuan Malfurion, kekuatan alam bangkit lalu menghancurkan pasukan Legion dan pasukan Scourge.

Sementara mencari druid lainnya yang sedang berhibernasi, Malfurion menemukan penjara kuno yang digunakan untuk mengurung adiknya, Illidan. Yakin bahwa Illidan dapat membantunya melawan pasukan Legion, Tyrande membebaskannya. Meski Illidan membantu mereka untuk sementara, dia lalu melarikan diri untuk mengejar tujuannya.

Para night elf memberanikan diri mereka dan berjuang melawan Burning Legion dengan semangat yang membara. Pasukan Legion tidak pernah mencapai tujuannya menguasai Mata Air Keabadian, sumber kekuatan dari Pohon Kehidupan dan pusat dari kerajaan night elf. Jika rencana mereka menghancurkan Pohon Kehidupan berhasil, para Iblis akan dapat menghancurkan dunia.

*Pertarungan di Gunung Hyjal
Dibawah panduan Medivh, Thrall dan Jaina Proudmoore, pemimpin bangsa manusia di Kalimdor, menyadari bahwa mereka harus menyingkirkan perbedaan mereka. Berpikir sama, para Night Elf, dipimpin oleh Malfurion dan Tyrande, setuju bahwa mereka harus bersatu jika mereka ingin mempertahankan Pohon Kehidupan. Memiliki satu tujuan, semua bangsa di Azeroth bersatu untuk mempertahankan Pohon Kehidupan demi masa depan mereka. Diberkati oleh kekuatan dari alam, Malfurion berhasil mengeluarkan kekuatan tersembunyi Nordrassil, yang mengakibatkan kehancuran Archimonde dan mengusir pasukan Legion dari Mata Air Keabadian. Pertempuran Final itu mengejutkan semua mahluk penghuni Kalimdor. Tidak dapat menguasai Mata Air Keabadian, pasukan Legion akhirnya takluk pada kombinasi kehebatan pasukan manusia, orc dan night elf.

*Asisten Sang Penghianat Warcraft 3X: Tahta Beku
Ketika invasi pasukan Legion di Ashenvale, Illidan dibebaskan dari penjaranya setelah sepuluh ribu tahun dikurung. Meskipun dia berjanji untuk membantu Kakaknya, tapi akhirnya dia menunjukan sifat aslinya dan mengkonsumsi benda pusaka hebat yang bernama Tengkorak Guldan. Karenanya, Illidan dapat berubah menjadi bentuk Iblis dan memiliki kekuatan hebat. Dia juga mendapatkan ingatan lama Gul’dan, terutama tentang kuburan Sargeras, sebuah Kuburan bawah laut yang dikatakan menyimpan serpihan tubuh milik sang Titan Jahat, Sargeras.
Dibekali dengan kekuatan dan bebas untuk menjelajahi dunia sekali lagi, Illidan pergi untuk mencari kerajaannya sendiri. Tetapi, Kil’jaeden muncul dan menawarkannya sesuatu yang tidak dapat dia tolak. Kil’jaeden sangat marah dengan kekalahan Archimonde di gunung Hyjal, tapi memiliki tujuan yang lebih penting daripada balas dendam. Merasa bahwa mahluk ciptaanya, sang Raja Lich, tumbuh terlalu kuat untuk dapat dikendalikan, Kil’jaeden memerintahkan Illidan untuk menghancurkan Ner’zhul dan mengakhiri pasukan Scourge untuk selamanya. Sebagai gantinya, Illidan akan menerima kekuatan hebat dan tempat diantara Pemimpin pasukan Burning Legion.

Illidan setuju dan langsung mencari cara untuk menghancurkan Tahta Beku, Kubah Es yang menjadi tempat arwah sang Raja Lich. Illidan tahu bahwa dia membutuhkan benda pusaka hebat untuk menghancurkan Tahta Beku itu. Menggunakan pengetahuan yang dia dapatkan dari Ingatan Gul’dan, Illidan memutuskan untuk mencari Kuburan Sargeras dan mengklaim Serpihan tubuh sang Titan Jahat. Dia memanggil para mantan Highborne untuk membayar hutang budinya dulu dan memanggil para Naga Serpentine dari sarang bawah laut. Dipimpin oleh penyihir pintar bernama Lady Vashj, para Naga membantu Illidan mencapai Pulau Kehancuran, dimana katanya Kuburan Sargeras berada.

Ketika Illidan pergi bersama para Naga, Sipir Penjara Maeiv Shadowsong mulai memburunya. Maiev yang telah menjadi penjaga penjara Illidan selama sepuluh ribu tahun dan diperintah untuk menangkapnya kembali. Tetapi, Illidan lebih cerdik daripada Maiev dan para pengikutnya dan berhasil mendapatkan Mata Sargeras. Dengan kekuatan Mata Sargeras didalam genggamannya, Illidan pergi ke bekas kota penyihir di Dalaran. Mendapatkan kekuatan lebih karena aura yang tersembunyi didalam pusat kota, Illidan menggunakan Mata Sargeras untuk mengeluarkan mantra penghancur menuju Istana Raja Lich diujung Northrend. Serangan Illidan menggetarkan pertahanan Raja Lich dan meruntuhkan atap dunia. Pada akhirnya, mantra penghancur Illidan berhasil dihentikan ketika kakaknya Malfurion dan Priestess Tyrande muncul untuk membantu Maiev.

Mengetahui bahwa Kil’jaeden tidak akan senang dengan kegagalannya menghancurkan Tahta Beku, Illidan kabur ke dimensi asing yang dikenal sebagai Outland, sisa dari Draenor, kampung halaman para Orc. Disana dia menghindari kemarahan Kil’jaeden dan merencanakan gerakan selanjutnya. Setelah mereka berhasil mengentikan Illidan, Malfurion dan Tyrande kembali ke hutan Ashenvale untuk mengawasi rakyat mereka. Tapi Maiev tidak menyerah dengan mudah, lalu mengikuti Illidan ke Outland, berusaha untuk membawanya ketangan keadilan.

*Bangkitkan para Blood Elf

Pada saat ini, pasukan Mayat Hidup Scourge telah merubah Lordaeron dan Quel’Thalas menjadi daratan beracun. Disana hanya ada beberapa pasukan Alliance yang tersisa. Satu kelompok, high elf yang selamat dari serangan, dipimpin oleh garis keturunan terakhir dinasti Sunstrider, Pangeran Kael’thas. Kael, seorang penyihir hebat, khawatir dengan kehancuran bangsa Alliance. Para High Elf berkabung dengan kehilangan rumah mereka dan memutuskan untuk memanggil diri mereka Blood Elf sebagai penghormatan kepada saudara mereka yang gugur. Meski mereka menjaga agar pasukan Scourge tidak kembali datang, mereka sangat tersiksa karena tidak mendapatkan kekuatan dari Mata Air Matahari yang menjadi sumber kehidupan mereka. Putus asa untuk mencari cara untuk menyembuhkan kutukan rakyatnya yang haus kepada sihir, Kael melakukan sesuatu yang tidak masuk akal, dia bertemu dengan keturunan para Highborne lalu bergabung dengan Illidan dan para Naga untuk berharap menemukan sumber sihir baru yang dapat dia serap. Komandan Alliance menuduh para Blood Elf sebagai penghianat dan menghukum mereka.

Dengan tidak ada tempat tujuan, Kael dan para Blood Elf mengikuti Lady Vashj ke Outland untuk berhadapan dengan sang Sipir Penjara, Maiev, yang berhasil menangkap Illidan. Dengan kombinasi pasukan Naga dan Blood Elf, mereka berhasil mengalahkan Maiev dan membebaskan Illidan dari genggamannya. Bermarkas di Outland, Illidan mengumpulkan pasukannya untuk melakukan serangan kedua terhadap Raja Lich dan Istana Mahkota Esnya.

*Perang Saudara di Daratan Penyakit
Ner’zhul, sang Raja Lich, mengetahui bahwa waktunya sangat singkat. Terpenjara dalam Tahra Beku, dia berpikir bahwa Kil’jaeden akan mengirim agentnya untuk menghancurkan dirinya. Serangan yang diakibatkan oleh mantra Illidan telah menghancurkan sebagian tahta beku, sehingga sang Raja Lich kehilangan kekuatannya hari demi hari. Putus asa untuk menyelamatkan dirinya, dia memanggil Ksatria tehebatnya kembali ke sisinya, sang Ksatria Kematian Pangeran Arthas.

Meskipun kekuatannya terus berkurang karena Raja Lich menjadi lemah, Arthas terlibat dengan perang saudara di Lordaeron. Setengah dari pasukan Mayat Hidup, dipimpin oleh sang Banshee Sylvanas Windrunner, mengumumkan untuk mengambil alih kerajaan Scourge. Arthas, dipanggil oleh sang Raja Lich terpaksa meninggalkan pasukan Scourge ditangan sang Letnan Kel’Thuzad, ketika perang berkecamuk di daratan penyakit.

Akhirnya, Sylvanas dan mayat hidup pemberontak (dikenal sebagai yang Terkutuk atau The Forsaken) mengklaim reruntuhan kota Lordaeron sebagai milik mereka. Membangun kerajaan mereka dibawah kota hancur itu, Yang Terkutuk berusaha untuk mengalahkan pasukan Scourge dan mengusir Kel’Thuzad dari rumah mereka.

Semakin lemah, tapi diharuskan menyelamatkan tuannya, Arthas mencapai Northrend hanya untuk menemukan Naga Illidan dan Blood Elf yang menantinya. Dia dan rekannya para Nerubian berlomba dengan pasukan Illidan untuk mencapai Istana Mahkota Es dan mempertahankan Tahta Beku.

*Sang Raja Lich yang baru
Meski kekuatannya semakin lemah, Arthas berhasil mendahului Illidan mencapai Tahta Beku duluan. Menggunakan Pedang Terkutuk miliknya, Frostmorne, Arthas menghancurkan penjara es sang Raja Lich dan membebaskan Helm dan Baju Jirah milik Ner’zhul. Arthas memasang Helm itu dikepalanya dan menjadi Raja Lich yang baru. Jiwa Ner’zhul dan Arthas bergabung menjadi satu mahluk, seperti yang direncanakan oleh Ner’zhul. Illidan dan pasukannya terpaksa kembali ke Outland dengan rasa malu, sementara Arthas menjadi salah satu mahluk yang paling kuat diseluruh dunia.

Sementara Arthas, sang Raja Lich baru yang Abadi, berdiam di Northernd, dikatakan dia membangun kembali Istana Mahkota Es. Letnan tangan kanannya, Kel’Thuzad, memerintah pasukan Scourge di daratan penyakit (Pleagueland). Sylvanas dan Yang Terkutuk bertahan di Tirisfal Glades, bagian kecil dari reruntuhan kerajaan.

*Kebencian Lama – Koloni di Kalimdor

Meskipun kemenangan milik mereka, bangsa manusia menemukan diri mereka berada di dunia yang hancur karena perang. Para Scourge dan pasukan Burning Legion telah menghancurkan peradaban di Lordaeron, dan hampir menyelesaikan tugas mereka di Kalimdor. Disana ada hutan yang harus ditanam kembali, mayat untuk dikubur, dan rumah yang harus dibangun. Peperangan telah melukai setiap bangsa, tapi mereka bersatu untuk membangun awal yang baru, memulai sebuah persaingan antara bangsa Alliance dan bangsa Horde.

Thrall memimpin para Orc ke padang Kalimdor, dimana mereka menemukan rumah baru dengan bantuan para Tauren. Menamakan daerah baru itu Durotar sebagai penghormatan kepada ayah Thrall yang dibunuh, para Orc membangun peradaban mereka. Sekarang kutukan iblis telah berakhir, para Horde berubah dari Ksatria yang haus darah menjadi bangsa yang cinta damai, memutuskan untuk bertahan hidup daripada menjajah. Dibantu oleh para Tauren yang terhormat dan para Troll dari Klan Darkspear, Thrall dan para Orc melihat kedepan menuju sebuah era kedamaian di kampung halaman mereka.

Pasukan Alliance yang tersisa dibawah perintah Jaina Proudmoore berdiam di selatan Kalimdor. Di pesisir pantai Dustwallow Marsh, mereka membangun kota pelabuhan Theramore. Disana, bangsa manusia dan para Dwarv berusaha untuk bertahan hidup di dunia yang asing bagi mereka. Meski para pelindung Durotar dan Theramore berusaha saling menjaga satu sama lain, perjanjian kolonial mereka tidak dapat bertahan selamanya.

Kedamaian antara bangsa Orc dan Manusia terganggu dengan kedatangan pasukan Alliance di Kalimdor. Pasukan itu, dipimpin oleh Admiral Daelin Proudmoore (ayah Jaina), meninggalkan Lordaeron sebelum Arthas menghancurkan kerajaannya. Telah berlayar selama beberapa bulan, Admiral Proudmoore berusaha mencari setiap bangsa Alliance yang bertahan hidup.

Armada Proudmoore memberikan ancaman serius kepada kestabilan antara dua bangsa. Dikenal sebagai Pahlawan di Perang Kedua, ayah Jaina adalah musuh bagi bangsa Horde, dia berkeinginan untuk menghancurkan Durotar sebelum para Orc berhasil mengalahkan mereka.

Sang Admiral memaksa Jaina untuk mengambil keputusan mengerikan, membantunya dalam peperangan melawan para Orc dan menghianati rekan barunya, atau berjuang melawan ayahnya sendiri untuk mempertahankan kedamaian antara bangsa Alliance dan bangsa Horde. Setelah berpikir dengan keras, Jaina memilih pilihan kedua dan membantu Thrall mengalahkan ayahnya yang gila. Sayangnya Admiral Proudmoore gugur dalam pertempuran sebelum Jaina berhasil meyakinkannya atau membuktikan bahwa para Orc bukanlah monster yang haus darah. Karena kesetiaannya, para Orc membiarkan pasukan Jaina kembali ke rumah mereka di Theramore.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar