Rabu, 11 September 2013

Sejarah World of Warcraft ( Part III ) : Kehancuran Draenor


*Kil’jaeden dan Jalur Bayangan
Ketika Medivh dilahirkan ke Azeroth, Kil’haeden Sang Penghasut terus menambah jumlah pasukannya dan bersiap di Twisting Nether. Sang Jendral Perang Iblis, dibawah perintah tuannya, Sargeras, menyiapkan invasi kedua Burning Legion ke Azeroth. Kali ini dia tidak akan melakukan kesalahan. Kil’jaeden yakin bahwa dia membutuhkan pasukan baru untuk melemahkan pertahanan Azeroth sebelum pasukan Legion datang ke dunia. Jika bangsa night elf dan para dragon, dihadapkan dengan ancaman baru, mereka akan terlalu lemah untuk dapat menghadapi ancaman sebenarnya ketika pasukan Legion turun ke dunia.

Saat inilah ketika Kil’jaeden menemukan dunia Draenor yang damai diantara salah satu planet yang berada di Great Dark. Rumah dari shamanistic, bangsa Orc dan bangsa Draenei yang damai, Draenor sangatlah tepat untuk dijajah. Bangsa Orc tersebar diseluruh penjuru dan berburu sebagai olah raga, sementara bangsa Draenei membangun kota besar diantara lembang pegunungan. Kil’jaeden tahu bahwa penghuni Draenor memiliki potensi yang tinggi untuk melayani Burning Legion jika mereka berhasil ditaklukan.

Diantara dua bangsa, Kil’jaeden melihat bahwa ksatria Orc lebih mudah untuk dihasut oleh Legion. Dia berhasil mengendalikan Ketua Shaman Orc, Ner’zhul, sama seperti Sargeras mengendalikan Ratu Azhara pada jaman dulu. Menggunakan Shaman itu sebagai alat, sang Iblis menyebarkan rasa haus peperangan dan rasa ingin membunuh diantara bangsa Orc. Tidak lama, bangsa spiritual itu telah berubah menjadi bangsa yang haus darah. Kil’jaeden lalu memerintahkan Ner’zhul dan rakyatnya untuk mengambil langkah terakhir. Mengabdikan diri mereka kepada kematian dan perang. Tapi Shaman tua itu, merasakan bahwa rakyatnya akan menjadi budak kebencian selamanya, akhirnya dapat menolak perintah sang iblis.
Frustasi dengan penolakan Ner’zhul, Kil’jaeden mencari Orc lain yang dapat mengirimkan rakyatnya kepada tangan Legion. Sang jendral iblis yang pintar itu akhirnya menemukan seorang yang dicarinya, pengikut setia Ner’zhul yang ambisius, Gul’dan. Kil’jaeden menjanjikan Gul’dengan kekuatan tak terbatas sebagai balasan atas kesetiannya. Orc muda itu menjadi murid sihir iblis dan berubah menjadi Warlock terkuat sepanjang sejarah. Dia mengajarkan orc muda lainnya tentang seni arcane dan menghilangkan tradisi shamanistic Orc. Gul’dan menunjukkan sihir baru kepada bangsanya, kekuatan menakutkan yang dekat dengan kehancuran.
Kil’jaeden, mencari cara untuk mengikat Orc semakin kuat, menolong Gul’dan membentuk Penasehat Bayangan, sebuah kelompok rahasia yang memanipulasi bangsa orc dan menyebarkan ajaran sihir warlock keseluruh penjuru Draenor. Waktu demi waktu dan para Orc mulai mempelajari sihir Warlock, daratan Daenor yang indah mulai menjadi gelap dan pudar. Ketika itu, daratan alam yang para Orc sebut sebagai rumah selama generasi ke generasi akhirnya hancur, dan hanya menyisakan tanah merah yang gersang. Energi iblis dengan perlahan membunuh dunia mereka.

*Kebangkitan Bangsa Horde
Para Orc menjadi sangat aggressive dibawah kendali rahasia Gul’dan dan Penasehat Bayangannya. Mereka membangun arena raksasa dimana para Orc mengasah keahlian ksatria mereka dalam pertarungan dan kematian. Ketika masa ini, beberapa Pemimpin Klan muncul untuk melawan kehancuran yang tumbuh didalam bangsa mereka. Salah satu Pemimpin, Durotan dari Klan Frostwolf, mengingatkan para Orc bahwa mereka telah terhasut dengan kebencian dan dendam. Kata-katanya tidak ada yang mendengarkan, bahkan Pemimpin lain yang lebih kuat seperti Grom Hellscream dari Klan Warsong muncul kedepan untuk menjadi juara dari jaman baru peperangan dan dominasi.

Kil’jaeden tahu bahwa bangsa Orc hampir siap, tapi dia harus yakin pada kesetiaan mereka. Secara rahasia, dia memerintahkan para Penasehat Bayangan untuk memanggil Mannoroth sang Penghancur, mahluk hidup yang penuh dengan kehancuran dan amarah. Gul’dan memanggil pemimpin Klan lainnya dan meyakinkan mereka bahwa dengan meminum darah Mannoroth akan membuat mereka tak terkalahkan. Dipimpin oleh Grom Hellscream, semua pemimpin Klan kecuali Durotan meminumnya dan dengan otomatis merubah mereka menjadi budak Burning Legion. Menjadi lebih kuat dengan darah Mannoroth, para pemimpin ini menyebarkannya kepada pengikut mereka. Dengan kutukan haus akan peperangan, para Orc berusaha untuk menghancurkan siapapun yang berada di jalan mereka. Merasa bahwa waktunya telah tiba, Gul’dan menyatukan Klan lainnya menjadi satu Bangsa Horde yang tak terhentikan. Tapi dia mengetahui bahwa pemimpin Klan lainnya seperti Hellscream atau Orgim Doomhammer akan meminta hasil dari usahanya, Gul’dan lalu menyiapkan Panglima Perang untuk memimpin Horde baru ini. Blackhand sang Pembunuh, sangatlah cocok untuk menjadi Panglima Perang Horde, hingga dipilih untuk menjadi alat Gul’dan. Dibawah perintah Blackhand, bangsa Horde mulai mengetes dirinya melawan bangsa Draenei.
Hanya dalam waktu beberapa bulan, bangsa Horde membantai hampir setiap Draenei yang hidup di Draenor. Hanya beberapa yang dapat selamat dari amukan para Orc. Dibanjiri dengan kemenangan, Gul’dan bangga dengan kekuatan dan kehebatan Bangsa Horde. Dia masih mengetahui bahwa tanpa ada musuh untuk dilawan, bangsa Horde akan mengkonsumsi dirinya sendiri dalam pertarungan melawan bangsa mereka sendiri untuk memuaskan rasa lapar mereka akan pembunuhan.

Kil’jaeden tahu bahwa bangsa Horde akhirnya siap. Para orc telah menjadi senjata terkuat Burning Legion. Jendral Iblis itu menceritakan hasil karyanya kepada tuannya, dan Sargeras setuju bahwa waktu untuk membalas dendam akhirnya telah tiba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar